Quantcast
Channel: Gerbang Pulau Madura
Viewing all 333 articles
Browse latest View live

Asal Usul Kabupaten Sumenep

$
0
0
Asal Usul Kabupaten Sumenep - Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang berada paling ujung dari Pulau Madura. Di tempat ini juga terdapat beberapa wisata pantai yang tidak kalah hebat dengan pantai yang ada di bali. Beberapa pantai itu adalah Pantai Slopeng dan Pantai Lombang.

Asal Mula dan Sejarah Kabupaten Sumenep

Sejarah Sumenep jaman dahulu diperintah oleh seorang Raja. Ada 35 Raja yang telah memimpin kerajaan Sumenep. Dan, sekarang ini telah dipimpin oleh seorang Bupati. Ada 14 Bupati yang memerintah Kabupaten Sumenep.
Mengingat sangat keringnya informasi/data yang otentik seperti prasati, pararaton, dan sebagainya mengenai Raja Sumenep maka tidak seluruh Raja-Raja tersebut kami ekspose satu persatu, kecuali hanya Raja-Raja yang menonjol saja popularitasnya.
Pendekatan yang kami gunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan historis dan kultural, selain itu kami gunakan juga pendekatan ekonomis, psikologis dan edukatif.

JAMAN PEMERINTAH KERAJAANARYA WIRARAJA
Arya Wiraja dilatik sebagai Adipati pertama Sumenep pada tanggal 31 Oktober 1269, yang sekaligus bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Sumenep. Selama dipimpin oleh Arya Wiraja, banyak kemajuan yang dialami kerajaan Sumenep. Pria yang berasal dari desa Nangka Jawa Timur ini memiliki pribadi dan kecakapan/kemampuan yang baik. Arya Wiraja secara umum dikenal sebagai seorang pakar dalam ilmu penasehat/pengatur strategi, analisanya cukup tajam dan terarah sehingga banyak yang mengira Arya Wiraja adalah seorang dukun.
Adapun jasa-jasa Arya Wiraja :
- Mendirikan Majapahit b ersama dengan Raden Wijaya.
- Menghancurkan tentara Cina/tartar serta mengusirnya dari tanah Jawa.

Dalam usia 35 Tahun, karier Arya Wiraja cepat menanjak. Mulai jabatan Demang Kerajaan Singosari kemudian dipromosikan oleh Kartanegara Raja Singosari menjadi Adipati Kerajaan Sumenep, kemudian dipromosikan oleh Raden Wijaya menjadi Rakyan Menteri di Kerajaan Majapahit dan bertugas di Lumajang. Setelah Arya Wiraja meninggalkan Sumenep, kerajaan di ujung timur Madura itu mengalami kemunduran. kekuasaan diserahkan kepada saudaranya Arya Bangah dan keratonnya pindah dari Batuputih ke Banasare di wilayah Sumenep juga. Selanjutnya diganti oleh anaknya, yang bernama Arya Danurwendo, yang keratonnya pindah ke Desa Tanjung. Dan selanjutnya diganti oleh anaknya, yang bernama Arya asparati. Diganti pula oleh anaknya bernama Panembahan Djoharsari. Selanjutnya kekuasaan dipindahkan kepada anaknya bernama Panembahan Mandaraja, yang mempunyai 2 anak bernama Pangeran Bukabu yang kemudian menganti ayahnya dan pindah ke Keratonnya di Bukabu (Kecamatan Ambunten). Selanjutnya diganti oleh adiknya bernama Pangeran Baragung yang kemudian pindah ke Desa Baragung (Kecamatan Guluk-guluk).

PANGERAN JOKOTOLE (Pangeran Secodiningrat III)
Pangeran Jokotole menjadi raja Sumenep yang ke 13 selama 45 tahun (1415-1460). Jokotole da adiknya bernama Jokowedi lahir dari Raden Ayu Potre Koneng, cicit dari Pangeran Bukabu sebagai hasil dari perkawinan bathin (melalui mimpi) dengan Adipoday (Raja Sumenep ke 12). Karena hasil dari perkawinan Bathin itulah, maka banyak orang yang tidak percaya. Dan akhirnya, seolah-olah terkesan sebagai kehamilan diluar nikah. Akhirnya menimbulkan kemarahan kedua orang tuanya, sampai akan dihukum mati. Sejak kehamilannya, banyak terjadi hal-hal yang aneh dan diluar dugaan. Karena takut kepada orang tuanya maka kelahiran bayi RA Potre Koneng langsung diletakkan di hutan oleh dayangya. Dan, ditemukan oleh Empu Kelleng yang kemudian disusui oleh kerbau miliknya.

Peristiwa kelahiran Jokotole, terulang lagi oleh adiknya yaitu Jokowedi. Kesaktian Jokotole mulai terlihat pada usia 6 tahun lebih, seperti membuat alat-alat perkakas dengan tanpa bantuan dari alat apapun hanya dari badanya sendiri, yang hasilnya lebih bagus ketimbang ayah angkatnya sendiri. Lewat kesaktiannya itulah maka ia membantu para pekerja pandai besi yang kelelahan dan sakit akibat kepanasan termasuk ayah angkatnya dalam pengelasan membuat pintu gerbang raksasa atas pehendak Brawijaya VII. Dengan cara membakar dirinya dan kemudian menjadi arang itulah kemudian lewat pusarnya keluar cairan putih. Cairan putih tersebut untuk keperluan pengelasan pintu raksasa. Dan, akhirnya ia diberi hadiah emas dan uang logam seberat badannya. Akhirnya ia mengabdi di kerajaan Majapahit untuk beberapa lama.

Banyak kesuksessan yang ia raih selama mengadi di kerajaan Majapahit tersebut yang sekaligus menjadi mantu dari Patih Muda Majapahit. Setibanya dari Sumenep ia bersama istrinya bernama Dewi Ratnadi bersua ke Keraton yang akhirnya bertemu dengan ibunya RA Potre Koneng dan kemudian dilantik menjadi Raja Sumenep dengan Gelar Pangeran Secodiningrat III. Saat menjadi raja ia terlibat pertempuran besar melawan raja dari Bali yaitu Dampo Awang, yang akhirnya dimenangkan oleh Raja Jokotole dengan kesaktiannya menghancurkan kesaktiannya Dampo Awang. Dan kemudian kekuasaannya berakhir pada tahun 1460 dan kemudian digantikan oleh Arya Wigananda putra pertama dari Jokotole.


RADEN AYU TIRTONEGORO DAN BINDARA SAOD
Raden Ayu Tirtonegoro merupakan satu-satunya pemimpin wanita dalam sejarah kerajaan Sumenep sebagai Kepala Pemerintahan yang ke 30. Menurut hikayat RA Tirtonegoro pada suatu malam bermimipi supaya Ratu kawin dengan Bindara Saod. Setelah Bindara Saod dipanggil, diceritakanlah mimpi itu. Setelah ada kata sepakat perkawinan dilaksanakan, Bindara Saodmenjadi suami Ratu dengan gelar Tumenggung Tirtonegoro.

Terjadi peristiwa tragis pama masa pemerintahan Ratu Tirtonegoro. Raden Purwonegoro Patih Kerajaan Sumenep waktu mencintai Ratu Tirtonegoro, sehingga sangat membenci Bindara Saod, bahkan merencanakan membunuhnya. Raden Purwonegoro datang ke keraton lalu mengayunkan pedang namun tidak mengenai sasaran dan pedang tertancap dalam ke tiang pendopo. Malah sebaliknya Raden Purwonegoro tewas di tangan Manteri Sawunggaling dan Kyai Sanggatarona.

Seperti diketahui bahwa Ratu Tirtonegoro dan Purwonegoro sama-sama keturunan Tumenggung Yudonegoro Raja Sumenep ke 23. Akibatnya keluarga kerajaan Sumenep menjadi dua golongan yang berpihak pada Ratu Tirtonegoro diperbolehkan tetap tinggal di Sumenep dan diwajibkan merubah gelarnya dengan sebutan Kyai serta berjanji untuk tidak akan menentang Bindara Saod sampai tujuh turunan. Sedang golongan yang tidak setuju pada ketentuan tersebut dianjurkan meninggalkan kerajaan Sumenep dan kembali ke Pamekasan, Sampang atau Bangkalan.

PANEMBAHAN SOMALA
Bandara Saod dengan isterinya yang pertama di Batu Ampar mempunyai 2 orang anak. Pada saat kedua anak Bindara Saod itu datang ke keraton memenuhi panggilan Ratu Tirtonegoro, anak yang kedua yang bernama Somala terlebih dahulu dalam menyungkem kepada Ratu sedangkan kakaknya mendahulukan menyungkem kepada ayahnya (Bindara Saod). Saat itu pula keluar wasiat Sang Ratu yang dicatat oleh sektretaris kerajaan. Isi wasiat menyatakan bahwa di kelak kemudian hari apabila Bindara Saod meninggal maka yang diperkenankan untuk mengganti menjadi Raja Sumenep adalah Somala. Setelah Bindara Saod meninggal 8 hari kemudian Ratu Tirtonegoro ikut meninggal tahun 1762, sesuai dengan wasiat Ratu yang menjadi Raja Sumenep adalah Somala dengan gelar Panembahan Notokusumo I.

Beberapa peristiwa penting pada zaman pemerintahan Somala antara lain menyerang negeri Blambangan dan berhasil menang sehingga Blambangan dan Panarukan menjadi wilayah kekuasaan Panembangan Notokusumo I. Kemudian beliau membangun keraton Sumenep yang sekarang berfungsi sebagai Pendopo Kabupaten. Selanjutnya beliau membangun Masjid Jamik pada tahuhn 1763, Asta Tinggi (tempat pemakaman Raja-Raja Sumenep dan keluarganya) juga dibangun oleh beliau.

Lambang Kabupaten Sumenep Sumekar
Lambang Kabupaten Sumenep Sumekar


SULTAN ABDURRACHMAN PAKUNATANINGRAT
Sultan Abdurrachman Pakunataningrat bernama asli Notonegoro putra dari Raja Sumenep yaitu Panembahan Notokusumo I. Sultan Abdurrachman Pakunataningrat mendapat gelar Doktor Kesusastraan dari pemerintah Inggris, karena beliau pernah membantu Letnan Gubernur Jendral Raffles untuk menterjemahkan tulisan-tulisan kuno di batu kedalam bahasa Melayu. Beliau memang meguasai berbagai bahasa, seperti bahasa Sansekerta, Bahasa Kawi, dan sebagainya. Dan, juga ilmu pengetahuan dan Agama. Disamping itu pandai membuat senjata Keris. Sultan Abdurrachman Pakunataningrat dikenal sangat bijaksana dan memperhatikan rakyat Sumenep, oleh karena itu ia sangat disegani dan dijunjung tinggi oleh rakyat Sumenep sampai sekarang.


Lagu Madura Kacong tor Jhebbing oleh Adrian Pawitra

$
0
0
Kacong tor Jhebbhing

Mungkin lagu ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang suka dengan lagu Madura apalagi yang jadi peserta atau sekedar jadi penonton Pemilihan Duta Wisata Kacong Tor Jhebbing yang diadakan tiap tahun di 4 Kabupaten di Madura, lagu ini sering diperdengarkan dalam acara tersebut. Irama lagu yang cukup merdu ini diciptakan oleh Bapak Adrian Pawitra yang sekaligus penyusun Kamus Bahasa Madura - Indonesia.

Lagu ini menceritakan tentang para Putra dan Putri Madura yang mengenakan baju adat madura serta kesopanan tingkah laku sehingga menampakkan karakter yang membanggakan bagi diri dan orang lain.

Berikut adalah lirik dari lagu Kacong tor Jebbhing versi Bahasa Madura dan Bahasa Indonesia.

LIRIK LAGU THEME SONG KACONG TOR JHEBBING
(Bahasa Madura)

Sè ngangghit : Adrian Pawitra
Sè ngèjhung : Titik Garin

Ḍu pasèra sè ta’ lèburrâ, nangalè rèng raddhin pojhâân
seḍḍhâ’ robâna, ngapèncot atè, alos andhikana

Anḍhâp asor atèna, lèbur ongghu tèngka ghulina
gânṭeng robâna, ngapèncot atè, manès pamèsemma


Reff:
Torè oladhi KACONG JHEBBHING, sè binè’ asampèran,
ngangghuy ghellung malang, sè lakè’ atongkosân, ḍu cè’ èsagghâ

Pottra-pottrè Madhurâ sadhâjâna, paḍâ areng-sareng
Tarongghu t’rèsna adhât Madhurâ, sè ampon abit ta’ èsarbhi.......



TERJEMAHAN
(Bahasa Indonesia)

Oh.. siapa yang tidak tertarik akan seorang wanita cantik pujaan,
wajahnya yang elok, memesona hati, halus tutur katanya,

Sopan santun hatinya, sangat menyenangkan tingkah prilakunya,
wajahnya yang ganteng, memesona hati, manis senyumannya...

Reff:
Mari dilihat, Kacong dan Jhebbhing, yang perempuan memakai kain panjang,
menggunakan sanggul melintang, yang lelaki memakai tongkos, oh indah nian...

Putra putri Madura, semuanya bersama-sama
dengan bersungguh hati mencintai adat Madura yang sudah lama tidak di pedulikan...



Pencarian:
Lagu Madura, Lirik Lagu Madura Terbaru mp3, Lagu Youtube Madura, Theme Song Kacong tor Jhebbing, Download Lagu Madura Gratis, Lagu Daerah reng madura.

Wisata Religi Makam Asta Tinggi di Sumenep

$
0
0
Wisata Religi: Makam Asta Tinggi Sumenep Madura

Makam Asta Tinggi merupakan kuburan para Raja Sumenep dan keturunannya yang berada di Kabupaten Sumenep tepatnya di kawasan dataran bukit tinggi Kebon Agung. Dalam bahasa Madura Asta Tinggi disebut sebagai Asta Rajâ yang maknanya adalah makam para Pangradjâ atau para Pembesar Kerajaan yang berupa makam. Asta Tinggi dibangun sekitar tahun 1750M. Kawasan Pemakaman Asta Tinggi rencana awalnya oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II. (Wikipedia.org) - Artikel tentang Silsilah Raja Sumenep

Itu merupakan sedikit penjelasan mengenai keberadaan Makam Asta Tinggi di Sumenep dan pada bulan Desember 2012, TreTan bareng temen-temen Nak-Kanak Blogger Madura berkesempatan mengunjungi / berziarah ke makam tersebut. Dimulai dari sebuah hotel dengan menyewa 2 buah Bis Mini, kami berangkat menuju Pemakaman Raja Asta Tinggi. Perjalanan menanjak dikarenakan letak situs pemakaman yang berada di atas bukit. Sampai ditempat, kami menuju Ruang Informasi untuk sekilas mendengarkan sejarah dari kerajaan di Sumenep hingga kesaktian yang dimiliki oleh para Raja Sumenep. Puas mendengarkan kisah para raja, kami menjelajah makam para Raja yang pernah berkuasa di Sumenep itu. Dan berikut adalah beberapa dokumentasi dari perjalanan kami.

Pasarean Raja-Raja Sumenep
di ASTA TINGGI
1. Pangeran Pulang Jiwa
2. Pangeran Jimat
3. Temenggung Tirtonegoro (Bindara Saod)
4. Panembahan Notokoesoemo ( Mohammad Saleh)

Sejenak mendengarkan Kisah tentang Para Raja Sumenep
Sekitar Makam Asta Tinggi
Menuju Makam para Raja Sumenep
Para Penziarah membaca ayat suci
Teman-teman Blogger Madura (Plat-M.com) membaca doa Tahlil
Bentuk Ukiran Makam yang sangat bagus
Gerbang Menuju Makam
Didalam komplek Makam Raja
Tulisan Caraka, ada yang mengerti apa artinya?
Tulisan Arab
Menuju Makam Raja






LOKASI WISATA RELIGI MAKAM ASTA TINGGI SUMENEP - MADURA

Berikut adalah peta digital menuju Makam Asta Tinggi dari Jembatan Suramadu

Klik Disini

itulah beberapa foto mengenai Makam para Raja Sumenep yang kompleks tersebut disebut Asta Tinggi, jika dirasa ada yang kurang atau ingin menambahkan, silahkan berkomentar dibawah ini untuk lebih menambah wawasan mengenai situs tersebut. Mator Sakalangkong

UPDATE MENGENAI TULISAN CARAKA / ARAB


Terima Kasih kepada Bapak Tadjul Arifien R yang telah membahas mengenai tulisan Caraka / Arab pada salah satu dinding makam Asta Tinggi dan berikut adalah penjelasannya:

Tulisan Caraka
Pada pintu gerbang bagian utara, dibagian belakangnya ada bangunan berbentuk seperti “warana“ tertulis prasasti tulisan dan bahasa Arab dan Jawa kuno, yang terjemahannya antara lain sebagai berikut :

Adapun setelah memuji kepada ALLAH SWT atas karunia-Nya dan mengucap syukur atas segala limpahan rahmat-Nya, maka sesungguhnya bagi orang yang berpegang teguh kepada agama ALLAH yakni : Sultan Pakunataningrat, Raja di Negeri Sumenep, apa-apa yang diharapkan dari ayahnya Panembahan Natakusuma semoga ALLAH menyelimuti dengan rahmat-Nya dan semoga ALLAH memasukkan ke surga. Sultan Pakunataningrat telah melaksanakan wasiat beliau yang disimpan rapi hingga berakhir kekuasaan beliau dengan membuat sebuah bangunan Kubah baginya, dan agar ayahnya dikuburkan didalam Kubah tersebut. Bahwa beliau Rahmatullahi Ta’ala sebelum wafatnya, sungguh telah melihat Kubah itu, selama tiga tahun. Di waktu beliau melihatnya, merasa senang dan nampak dengan wajah yang berseri-seri, sepertinya beliau melihat dirinya sendiri berada pada hari kebangkitan dan hari kiamat. Dan Kubah mulai dibangun oleh Sultan Pakunataningrat pada tanggal 10 Rajab 1227 Hijriyah, sedang beliau wafat pada hari Senin Rabiul awal tahun 1230 Hijriyah dan disemayamkan ditengah-tengah Kubah itu. Ya ALLAH berikanlah tambahan rahmat-Mu kepadanya dan kumpulkanlah bersama kebaikan-kebaikannya ( Wassaabiku wassaabikun ulaikal muqarrabin fi jannatin na'iem ), ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya pekerjaan Kubah pada waktu itu belum selesai atau sempurna untuk memperbagus, termasuk juga pintu masuknya belum selesai. Kemudian Al Mu’tasimu billahi SWT bersungguh-sungguh menyempurnakan pekerjaan tersebut dengan pertolongan dari ALLAH, seperti ia perisai yang baik untuk menutupi dan yang berdiam diri. Penyelesaian akhir pekerjaan Kubah itu dan pekerjaan termasuk memperbagus dan memperluas, agar indah dan bagus dipandang pada tahun 1233 Hijriyah. Semoga sebaik-baiknya Sholawat dan Salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW”.


Pada samping pintu gerbang bagian utara dikanan dan kiri ada lagi prasasti berbentuk kura-kura tanpa ekor menghadap keatas, yang bertulis serta bahasa Arab dan Jawa kuno terjemahannya sebagai berikut :

"Didalam tulisan Prasasti ini mengingatkan padaku dari adanya bangunan pintu ini kepada orang yang menyempurnakan dan membangunnya yang mengharapkan dari orang yang menyempurnakan dan yang meneruskan, maka barang siapa ingin berziarah, kepada yang memiliki kebun / pemilik Asta ini, maka lupa ia masuk tidak melihat prasasti ini pertama kali, maka untuk yang kedua kalinya supaya berpikir dalam semua arti / maknanya, niscaya akan mengetahui kepada yang membangun dan yang menyempurnakan dan juga akan mengetahui apa yang diharapkan oleh yang menyempurnakan dan yang meneruskan. Maka kalau ada orang yang paham atau mengerti bahasa Arab, maka tulisan ini tulisan Arabnya. Namun jika tidak mengerti bahasa Arab, dipersilahkan melihat tulisan yang ada di sebelah kiri. Kiranya jarang orang mengerti terhadap maknanya sebab ditulis dengan bahasa Jawa yang diterangkan saya dari semua maknanya prasasti ini. Mudah-mudahan ALLAH SWT memberi ampunan kepada yang menyalin prasasti ini, yang menulis juga yang membantunya, dan yang memberikan petunjuk bagi orang-orang. Adapun yang membangun pintu ini, yaitu orang yang berpegang teguh pada Agama ALLAH, Sultan Pakunataningrat Raja di negeri Sumenep. Dan adanya beliau berpulang ke Rahmatullah sebelum pintu ini selesai sempurna. Adapun setelah beliau wafat, maka yang melanjutkan atau yang menyempurnakannya ialah : Putranya salah seorang Raja di negeri ini. Dan penyelesaian pintu ini serta diperbagus dengan sesuatu yang pantas baginya yakni : dengan kapur putih dari tanah rendah dan menulisinya pada kedua sisinya, semata-mata mengharap agar menyenangkan bagi yang melihat atau yang memandang dan untuk menutupi orang yang berziarah dan mau mengamankan dari orang yang dzalim terhadap peziarah yang berdo’a. Maka bagi orang yang berziarah pada kuburan ini agar bersopan santun kepada pemilik Astatinggi ini sewaktu masih hidup, dan selesainya pintu ini pada tahun 1274 Hijriyah”.


Demikianlah isi dari prasasti di Asta Tinggi Sumenep tersebut, yang ditulis secara litterlouts dan agar dipahami sesuai dengan kemampuan para pembaca.

Lapangan Kerapan Sapi R.P Moh. Noer Bangkalan

$
0
0
Stadion R.P Moh. Noer Bangkalan

Kerapan Sapi merupakan sebuah tradisi yang sulit dipisahkan dari orang madura dikarnakan sudah menjadi kebiasaan turun temurun sejak zaman dahulu. Selain itu seru-nya pelaksanaan kerapan sapi ini membuat berduyun-duyun orang ini datang langsung melihat kecepatan sepasang sapi beradu di lapangan khusus dan telah di design untuk balapan sapi ini.

Di 4 Kabupaten di Madura yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep mempunyai lapangan sendiri untuk mengadakan lomba tingkat Kecamatan maupun Kabupaten dan untuk Piala Presiden kerap dilaksanakan di Kabupaten Pamekasan yang kerap dipadukan dengan acara “Semalam di Pamekasan”

Bangkalan sendiri mempunyai Lapangan untuk acara Kerapan Sapi ini yakni di Alun-Alun Kota Bangkalan serta di Lapangan R.P. Moch. Noer yang letaknya di daerah Kelurahan Bancaran, Kecamatan Bangkalan dan orang sekitar biasa menyebutkan sebagai “Daerah Skeep / Lapangan Skeep”. Dinamakan R.P. Moch. Noer karna beliau merupakan Putra Madura sekaligus Mantan Gubernur Jawa Timur serta Penggagas dibangunnya Jembatan Suramadu.

Di Lapangan Alun-Alun Kota Bangkalan biasanya diadakan event Kerapan Sapi untuk menyambut para Tamu atau Turis dari luar Madura yang ingin menyaksikan secara langsung bagaimana para sapi ini beradu kecepatan yang konon bisa mengalahkan pelari tercepat didunia.

Nah, untuk lapangan Skeep / R.P. Moch. Noer ini sering sekali digunakan untuk lomba kerapan sapi tingkat kecamatan untuk selanjutnya menjadi perwakilan kabupaten di tingkat Kabupaten / Piala Presiden.

Foto Lapangan / Stadion R.P. Moh Noer Bangkalan (by: Cahya Ilahi / panoramio.com/user/7004850)

Dimana letak atau Lokasi Lapangan R.P. Moch. Noer ini? Berikut adalah Maps Digitalnya.



PILIH RUTE JALAN AKSES MENUJU LOKASI STADION R.P MOH NOER

VIA JEMBATAN SURAMADU | VIA PELABUHAN UJUNG KAMAL

Obyek Wisata Tambang Bukit Kapur Arosbaya - Bangkalan

$
0
0

Indahnya Tambang Batu Kapur di Kecamatan Arosbaya


Kecamatan Arosbaya merupakan salah satu dari banyaknya kecamatan yang berada di Kabupaten Bangkalan. Terdiri dari 18 Desa/Kelurahan dengan luas daerahnya mencapai kurang lebih 42,45 Km2 atau 4.245 Ha dengan ketinggian sekitar 4 m dari atas permukaan laut. [Wikipedia Arosbaya]

Di Arosbaya ini terdapat Pandai Besi [Pandhi : Madura] yang diolah menjadi berbagai barang kebutuhan dengan cara manual yakni ditempa menggunakan api dan dibentuk sesuai keinginan orang yang menempa besi tersebut. Namun tidak banyak warga yang berprofesi sebagai Pandai Besi, hanya beberapa saja yang yang masih bertahan.

Selain itu ternyata ada Obyek Wisata Alam Batu Kapur yang sangat keren. Beberapa bekas Tambang Batu Kapur tersebut meninggalkan corak seni pahatan yang cukup indah dan ini kemungkinan tidak disadari oleh warga sekitar bahwa apa yang mereka lakukan selama ini secara tidak langsung menciptakan obyek wisata alam yang cukup bagus. Mungkin karna sudah terbiasa berada disitu atau seringkali melihat pahatan akhirnya tidak terlalu memperhatikannya sebagai salah satu obyek wisata yang patut diperhitungkan.

Sudah banyak orang / fotografer yang mengupload hasil hunting jepretan foto Tambang Batu Kapur di Desa Buduran di media sosial seperti Instagram, facebook atau twitter selain itu tempat ini terkadang dibuat untuk Prewedding pasangan yang akan menikah dan seakan-akan berada dialam yang beda dari biasanya.

Obyek Wisata Alam Batu Kapur Arosbaya Bangkalan - Madura - Jawa Timur

Warna Batu Kapur di Desa Buduran ini sedikit berbeda dengan yang berada di Wisata Alam Batu Kapur Jaddih - Socah. Jika di Desa Jaddih berwarna dasar putih, sedangkan di Batu Kapur Arosbaya cenderung berwarna kecoklatan. Entah alasan apa yang membuat warna dasarnya berbeda apakah faktor alam atau ada perbedaan batu kapur dari segi jenis dan kekuatannya sebagai pondasi ataupun tembok rumah.

LOKASI WISATA ALAM BUKIT KAPUR AROSBAYA
Untuk bisa mencapai lokasi bukit kapur arosbaya ini cukup mudah, terutama bagi mereka yang pernah datang ke wisata religi makam para Raja Bangkalan "Air Mata Ibu" karna letaknya yang sangat dekat dengan situs religi tersebut.

TreTan bisa menggunakan Sepeda Motor atau Mobil Pribadi dan jika rombongan menggunakan Bis, parkir di area pemakaman Air Mata Ibu dilanjutkan jalan kaki menuju tambang batu kapur. Jika sampai dilokasi, tinggal tanyakan pada warga sekitar letak tambang batu kapur arosbaya.

Warga sekitar menyebut daerah tambang itu dengan "Bèdel", Mereka akan kebingungan jika TreTan menanyakan "Tambang Batu Kapur" karna istilah itu tidak terlalu Familiar.

Obyek Wisata Alami Batu Kapur Arosbaya Bangkalan

LETAK ATAU LOKASI PETA DIGITAL MENUJU WISATA BATU KAPUR AROSBAYA




Masih banyak tempat wisata di Bangkalan yang patut untuk dikunjungi seperti Mercusuar Peninggalan zaman Belanda, Kuliner Rujak Soto dan lain sebagainya. Segera persiapkan waktu untuk mengunjungi tempat tersebut dan tempat tak biasa lainnya di Kabupaten Bangkalan bersama keluarga, kerabat ataupun teman dekat.

Daftar dan Lokasi Bank dan ATM di Kota Bangkalan

$
0
0
ATM atau Anjungan Tunai Mandiri yang dalam bahasa inggris disebut Automatic Transaction Machine merupakan mesin untuk mengambil uang secara tunai tanpa harus datang ke Bank dan terkadang mesti antri atau menunggu hingga bisa mengambil uang ataupun mengecek isi saldo rekening bank. Dengan adanya ATM ini maka untuk mengambil atau mengecek saldo tidak lagi perlu datang ke bank cukup mencari mesin ATM yang sesuai dengan nama Bank dan transaksi bisa segera dilakukan.

Mesin ATM biasanya terletak di lokasi yang Strategis seperti di Kampus, Stadion, Penginapan, Pom Bensin, Tempat Makan, Mall dan lain sebagainya untuk memudahkan masyarakat mencairkan uang yang tersimpan di rekening. Tidak hanya untuk mencairkan uang, tapi juga bisa untuk transaksi mengirim uang, membayar tagihan listrik, telepon, air dan lain sebagainya.

Nah, di Kota Bangkalan sendiri ada banyak ATM tersebar di berbagai tempat seperti ATM Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BCA dan lainnya. Dibawah ini adalah daftar serta lokasi Bank dan tempat Mesin ATM itu berada untuk memudahkan bagi TreTan yang baru pertama datang ke Kota Bangkalan atau bingung mencari tempat ATM terdekat.

DAFTAR BANK DAN ATM DI KABUPATEN BANGKALAN - MADURA

ATM Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) - Bangkalan
Lokasi berada di sebelah timur Alun-Alun Kota Bangkalan

 
Telusuri via GPS Google Maps


ATM Bank BNI (Bank Nasional Indonesia) - Bangkalan
Lokasi berada di sebelah Utara Alun-Alun Kota Bangkalan atau Depan Gedung Rato Ebu




ATM Bank MEGA - Bangkalan




ATM Bank BCA - Bangkalan




ATM Bank Danamon - Bangkalan



Pumara - Pusat Makanan Rakyat di Bangkalan

$
0
0
Jika TreTan berkeliling ke Kota Bangkalan, sempatkanlah datang ke Pumara atau lebih dikenal dengan sebutan Pusat Makanan Rakyat yang letaknya berada di dekat Stadion Bangkalan. Di tempat itu banyak para pedagang berkumpul menjadi satu menjajakan berbagai makanan dan minuman dengan harga yang cukup murah.

Makanan yang dijajakan adalah Khas Pedagang kaki lima seperti Nasi Goreng, Mie Goreng, Sea Food, Sate Madura, Soto, Tempe Penyet, dan lain sebagainya juga minuman yang tersedia yakni Teh, Jeruk, Kopi dan lainnya yang bisa dipilih sesuai dengan keinginan TreTan.

Dahulunya Pumara ini terletak didepan Gedung Rato Ebuh atau sebelah barat lapangan sepak bola bangkalan namun pada akhirnya direlokasi karna tempat tersebut sekarang dijadikan sebagai Taman Kota atau yang lebih dikenal dengan sebutan Taman Paseban.

Pusat Makanan Rakyat Bangkalan ini buka dari pagi hingga malam hari dan ramainya Pumara ini biasa terjadi pada malam hari ketika sebagian besar orang-orang lepas dari rutinitas sehari-hari dan mencari makanan di luar rumah.

Selain bisa menikmati berbagai macam kuliner, TreTan bisa melihat atau bermain dengan berbagai wahana bermain di sekitar Stadion Bangkalan seperti Odong-Odong, Sepeda Motor Listrik dan lain sebagainya.

Berikut adalah foto PUMARA (Pusat Makanan Rakyat) Kabupaten Bangkalan dan Alamat GPS via Google Maps

Pumara - Pusat Makanan Rakyat Kabupaten Bangkalan

Pumara - Pusat Kuliner Bangkalan - Madura

Masjid Jami' Mlajah Peninggalan KH. Moh. Kholil Bangkalan

$
0
0

SEBELUM SANTRI-SANTRI DATANG SUDAH BERPINDAH TEMPAT


Masjid tua yang berada di tengah-tengah perkampungan Kelurahan Mlajah, Kota Bangkalan ini bisa dikatakan unik. Menurut ceritanya masjid yang semula ditepi jalan raya, tanpa banyak diketahui orang tiba-tiba berpindah agak ke dalam, namun masih dalam lokasi lama.

Akibat berpindahnya masjid tersebut, tak heran jika setiap hari banyak orang selain shalat juga tirakatan. Mereka bukan hanya datang dari Bangkalan, namun juga dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Gresik dan daerah lainnya.

Kedatangan mereka, khususnya bagi ahli tirakat bukan tanpa maksud, mereka tahu jika masjid yang dikeramatkan itu merupakan masjid peninggalan Ulama besar, almarhum KH. Moh. Kholil, yang sudah banyak menghasilkan ulama besar, tokoh penting dibidang agama. Di Masjid tua itu mereka sujud syukur, mohon kepada Allah SWT agar diberi berkah, keselamatan dunia dan akhirat.

Tentang keunikan Masjid yang telah mengalami rehab 3 kali itu, H. Asya’ari tokoh masyarakat setempat, mantan Lurah Mlajah yang juga mantan anggota DPRD Bangkalan kepada Memorandum menceritakan awal keberadaan masjid tua peninggalan KH. Kholil itu.

Dikatakan saat pemerintahan Cakraningrat IV, masjid tua itu memang berada di pinggir jalan raya jurusan Kota menuju Mertajesah. Suatu ketika para tokoh pemerintahan bermusyawarah akan memindahkan masjid itu agak kedalam, dengan pertimbangan karena masjid tua itu berada dipinggir jalan.

Mungkin saja rencana memindahkan masjid itu terdengar oleh almarhum KH. Moh. Kholil, lalu memerintahkan semua santrinya harus datang ke masjid tersebut. Malam hari sebelum para santri berangkat menuju masjid, KH. Moh. Kholil berpesan agar menjemput dirumah.

Setelah para santri yang datang dari beberapa daerah di nusantara berkumpul, merekapun berangkat ke rumah KH. Moh. Kholil. Sampai dirumah, ternyata KH. Moh. Kholil sudah berangkat lebih dulu menuju masjid. Lalu para santri pun berangkat menyusulnya.

Kisah Masjid Tua di Bangkalan - Masjid Jami' Mlajah

Tapi apa yang terjadi, sesampai di lokasi Masjid, para santri jadi bingung. Sebab KH. Moh. Kholil beserta masjidnya tidak lagi dilokasi semula, ditepi jalan. “Setelah dicari-cari, Masjid itu sudah pindah ke agak dalam.” Tutur H. Asy’ari. Melihat kenyataan ini, para santri bisa berpikir bagaimana cara KH. Moh. Kholil memindahkan Masjid seorang diri.

Berbicara KH. Moh. Kholil, ulama besar yang saat itu disegani hampir oleh seluruh lapisan masyarakat, menurut H. Asy’ari menarik untuk mengungkap sejarahnya yang penih kegaiban. Diceritakan, saat itu KH. Moh. Kholil berguru kepada Kyai Dau, hanya secara bathin yang orang lain pasti tak akan tahu jika beliau berguru. “Mungkin di Masjid tua inilah, beliau banyak menimba ilmu agama secara bathin dari Kyai Dau,” uangkap H. Asy’ari

Dari kehebatan ilmu agamanya inilah KH. Moh. Kholil jadi terkenal. Sehingga banyak santri yang berdatangan dari seluruh pelosok Nusantara. Tapi tak semua calon santrinya langsung diterima. Mereka masih diuji dulu mentalnya.

Bahkan tak jarang ada beberapa calon santri ditolak. Kendatipun diterima biasanya mengalami ujian hingga tahunan untuk diterima jadi santrinya. (Hor, Koran Memorandum)

Indahnya Taman Paseban di Kota Bangkalan

$
0
0

Menikmati indahnya bunga di Taman Paseban


Di Bangkalan selain ada tempat rekreasi alam dan obyek wisata sejarah seperti Museum Cakraningrat juga ada beberapa tempat wisata atau sekedar tempat santai yang bisa dikunjungi untuk melepas penat ataupun menikmati kesejukan alam ditengah hiruk pikuk Kota Bangkalan. Tempat tersebut sekarang sudah banyak dikunjungi orang tiap hari terutama bagi muda mudi yang duduk-duduk ataupun mengabadikan tempat dengan selfie atau foto bersama.

Tempat itu adalah Taman Paseban yang tidak lama diresmikan oleh Pemerintah Bangkalan dan dicanangkan sebagai icon Kota Bangkalan. Sebelumnya tempat itu digunakan oleh para pedagang kaki lima dan menjadi pusat kuliner masyakarat Bangkalan yang di sebut PUMARA (Pusat Makanan Rakyat), sekarang telah direlokasi di dekat Stadion Gelora Bangkalan.

Di Taman Paseban telah disediakan beberapa tempat duduk santai bagi para pengunjung dan beberapa pedagang kaki lima yang berjualan disekitar taman. Di sebelah barat taman ada Monumen Buah Salak yang cukup besar yang juga sebagai salah satu icon Kota Bangkalan sebagai penghasil buah salak.

Taman Paseban
Taman Paseban

di Malam hari suasana disekitar Taman cukup indah dengan adanya lampu penerang yang telah disediakan dan beberapa lampu hias untuk memperindah lokasi Taman Paseban jadi kapanpun waktunya taman ini bisa dikunjungi oleh masyarakat sekitar setiap saat.

Lokasi Taman Paseban berada di tengah-tengah Kota Bangkalan, Tempatnya cukup strategis selain dekat dengan alun-alun juga berdekatan dengan Masjid Agung Bangkalan, Gedung Rato Ebuh dan Lapangan Tenis.

Pemandangan disekitar Taman Paseban Bangkalan
Pemandangan Taman Paseban
Tempat Duduk di Taman Paseban
Tempat untuk duduk santai
Sisi sebelah selatan Taman Paseban
Sisi sebelah selatan dengan tempat duduk berderet
Sisi sebelah Timur Taman Paseban Bangkalan
Sisi sebelah timur taman
Monumen Buah Salah Kabupaten Bangkalan
Monumen Buah Salak
Taman Bunga di Paseban Bangkalan
Salah satu jenis bunga di taman paseban

Sekilas Mengenai Sejarah Berdirinya Masjid Agung Bangkalan

$
0
0

Pendiri Masjid Agung Bangkalan


Di sepanjang alur pemerintahannya, Raden Maulana Abdul Kadir sebagai penguasa Kerajaan Bangkalan, memang lebih disibukkan dengan agenda perang. Meski begitu, bukan berarti beliau melupakan peran dan tugas lainnya, terutama yang berkait erat dengan kesejahteraan rakyat, serta upaya penyebaran Agama Islam di kawasan Madura Barat.

Salah satu jasa beliau dibidang keagamaan, adalah menggagas pembangunan dan berdirinya Masjid Agung Bangkalan, yang hingga saat ini peran dan fungsinya tetap lestari di kalangan Umat Islam Kabupaten Bangkalan. Berkat jasa besarnya itulah, Raden Maulana Abdul Kadir juga dikenal sebagai sosok pimpinan negara yang berhak menyandang predikat Satrio Panandito (pemimpin berwawasan Ulama dan Umaroh) serta Sayyidin Panotogomo (pemuka dan penyebar agama) yang adiluhung.

Dari sudut pandang tatanan budaya Jawa, karakter dan pola kepemimpinan yang dikembangkan Raden Maulana Abdul Kadir selama bertahta di Kerajaan Bangkalan, sebagaimana dikutip dari buku karangan Sumarsaid Murtono, juga selalu berpijak pada filosofi budaya Jawa yang berbunyi,” Indra Yama Surya Candra Bayu Kuwera Baruna Brahma “. Artinya, disepanjang pemerintahannya, sosok Raden Maulana Abdul Kadir alias Pangeran Adipati Cakra Adiningrat II, dikenal sebagai seorang Raja yang dermawan, tegas, ramah tamah, penuh kasih-sayang, cermat, pemberi kegembiraan, cerdas, serta memiliki keberanian layaknya seorang ksatria sejati. Simpulnya, beliau adalah soso Raja yang arief dan bijaksana.

Alamat, Foto dan sejarah Masjid Agung Bangkalan


Pada akhirnya, Raden Maulana Abdul Kadir, salah seorang Raja Kerajaan Bangkalan yang dikenal trengginas di medan tempur itu wafat pada hari Kamis Legi 11 Safar 1775 Rahun Jawa, atau identik dengan tanggal 28 Januari 1847 Masehi. Jasad beliau disemayamkan di sebuah cungkup ukuran besar dengan konstruksi dan seni arsitektur bangunan bernuansa perpaduan Eropa (Belanda) dan Islam.

Di dalam Cungkup Paseran Raden Maulana Abdul Kadir yang tepat berada di belakang Masjid Agung itu, juga bersemayam belasan makam sanak keluarga dan kerabat dekat beliau. Diantaranya adalah makam Pangeran Muhammad Jusuf alias Panembahan Cakra Adiningrat VII (1847-1862), makam Raden Abdul Jumali alias Pangeran Pakuningrat (1862-1879), makam Raden Mohammad Ismail alias Panembahan Cakra Adiningrat V (1862-1882), dan masih lagi sanak keluarga dan kerabat lainnya.

Atas prakarsa seorang pengusaha besar asal Kabupaten Bangkalan, Drs H Hoesein Soeropranoto, yang kemudian bekerja sama dengan Yayasan Ta’mirul Masjid Agung setempat, Masjid Agung Bangkalan peninggalan Raden Maulana Abdul Kadir atau Sultan Abdul Kadirun menjalani rehabilitasi dan perluasan. Berbekal plavon dana sebesar Rp 545,5 juta lebih, proses rehabilitasi dan perluasan Masjid Agung Bangkalan itu akhirnya bergulir mulai tanggal 28 Oktober 1990 s/d tanggal 16 April 1991.

Sekarang, suasana dan kondisi bangunan Masjid Agung yang bersebarangan dengan dua komplek alun-alun Kota Bangkalan itu jadi semakin luas, artistik dan elegant setelah menjalani renovasi untuk kali kedua ketika era pemerintahan Bupati Bangkalan, RKH Fuad Amin,Spd.

Demikian sajian singkat seputar Masjid Agung Bangkalan, salah satu Obyek Wisata Religi kebanggaan Kabupaten Bangkalan. Semoga tulisan yang juga disisipi oleh latar belakang historis kehidupan Raden Maulana Abdul Kadir alias Pangeran Adipati Cakra Adiningrat II ini bermanfaat bagi para pembaca buku ini. (Disbudpar Bangkalan)


Pasarean Makam Zimat - Sayyid Husein Assegaf di Desa Banyusangka, Kec. Tanjung Bumi

$
0
0

Menyusuri Makam Sayyid Hosen Assegaf


Tepat tanggal 29 Maret 2015 kami dari Tim Labang Bhuta sekitar jam 11 pagi berangkat menuju Kecamatan Tanjung Bumi untuk datang dan meneliti Batu Nisan yang berada di Pasarean Sayyid Hosen Assegaf. Sebelumnya kami berkunjung ke Kepala UPT Tanjung Bumi yakni Bapak Suharsana dan kemudian beliau mendampingi Tim Labang Bhuta menuju Pasarean Makam Zimat di Desa Banyusangka, Kec. Tanjung Bumi.

Sampai disana, penelitian dilakukan dengan membaca salah satu batu nisan di luar komplek makam Sayyid Husein Assegaf dengan membersihkan batu nisan yang sudah tampak kusam dimakan zaman. disitulah Pak Hidrochin Sabaruddin, Ahli Sejarah bercerita mengenai arti dari batu nisan tersebut.

Kemudian penelitian dilanjutkan menuju Makam Sayyid Husein Assegaf, disitu terlihat beberapa pengunjung sedang mengaji membaca Ayat Suci Al-Quran. Makam Sayyid Husein ini ditutup oleh kelambu dan batu nisan ditutupi oleh beberapa helai kain putih sebagai pertanda bahwa beliau merupakan tokoh agama yang disegani.

Satu-persatu helai kain dibuka dengan hati-hati hingga kain terakhir dan terlihatlah batu nisan yang selama ini menjadi patok makam Sayyid Hosen, di batu nisan tersebut terdapat relief seakan-akan ada cerita dan makna dibalik ukiran itu.


Sejarah mengenai Sayyid Husein Assegaf

Di suatu desa di wilayah Bangkalan, tersebutlah seorang ulama bernama Sayyid Husein. Beliau mempunyai banyak pengikut karena ketinggian ilmunya. Selain akhlaknya yang berbudi luhur, beliau juga memiliki banyak karomah, karena kedekatannya dengan Sang Khaliq.

Beliau sangat dihormati pengikutnya, dan bahkan penduduk di sekitar Bangkalan. Namun bukan berarti beliau terlepas dari orang yang membencinya, lantaran iri hati akan kedudukan beliau di mata masyarakat saat itu. Hingga suatu hari salah seseorang dari mereka yang iri itu berniat mencelakai dan menghancurkan kedudukan Sayyid Husein. Orang tersebut merekayasa berita, bahwa Sayyid Husein bersama pengikutnya telah merencanakan pemberontakan dan ingin menggulingkan kekuasaan Raja Bangkalan.

Meneliti Batu Nisan Makam Sayyid Hosen Assegaf
Tentu, berita palsu ini akhirnya sampai ketelinga sang Raja. Mendengar berita itu Raja gelisah dan khawatir, dan tanpa pikir panjang lagi Raja mengutus panglima perang bersama sejumlah pasukannya menuju kediaman Sayyid Husein. Sayyid Husein yang saat itu sedang beristirahat langsung dikepung dan dibunuh secara kejam oleh tentara kerajaan, tanpa pikir panjang dan tanpa disertai bukti yang kuat. Sayyid yang tidak bersalah itupun wafat seketika, dan konon jenazahnya dimakamkan di perkampungan tersebut.

Selang beberapa hari dari wafatnya Sayyid Husein, Raja mendapat informasi yang sebenarnya, bahwa Sayyid Husein tidak melakukan sebagai berita yang tersebar di kerajaan. Ia menyesali keputusannya yang sama sekali tidak berdasar pada bukti-bukti kuat. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk menebus kesalahan tersebut, hingga Raja berinisiatif memberi gelar kepada Sayyid Husein dengan sebutan Bujuk Banyu Sangkah (Buyut Banyu Sangkah).

Sayyid Husein wafat dengan meninggalkan dua orang putra. Yang pertama bernama Abdul Manan dan yang kedua bernama Abdul Rohim. Sejak kejadian yang menimpa Sayyid Husein, Abdul Rohim lari ke Desa Bire (masih dalam kawasan Kabupaten Bangkalan), dan menetap disana sampai akhir hayat beliau. Dan akhirnya beliau terkenal sebagai Bujuk Bire (Buyut Bire).

Sementara Abdul Manan, pergi mengasingkan diri, menjauh dari kekuasaan Raja Bangkalan. Hari demi hari dilaluinya dengan sengsara dan penuh penderitaan, hingga akhirnya sampai di sebuah hutan lebat di tengah perbukitan wilayah Batu Ampar (Kabupaten Pamekasan). Di hutan inilah beliau bertapa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pertapaan ini beliau lakukan di bawah pohon kosambih (kesambi) selama 41 tahun, sebelum akhirnya ditemukan seorang anak seorang perempuan yang sedang mencari kayu dihutan. Karena itulah beliau dijuluki Bujuk Kosambih. Singkat cerita Abdul Manan dibawa ke rumahnya, dan menikah dengan putri sulung yang menderita penyakit kulit. Aneh, pada hari ke-41 pernikahan mereka, si sulung sembuh dari penyakitnya. Bahkan kulitnya bertambah putih bersih dan cantik jelita, hingga kecantikannya tersiar kemana-mana.

Dari pernikahan ini, beliau dikarunia dua orang putra; pertama bernama Taqihul Muqadam, dan yang kedua adalah Basyaniah. Setelah bertahun-tahun berdakwah, beliau wafat dan dimakamkan di Batu Ampar dan terkenal dengan julukan Bujuk Kosambi. (diambil sebagian dari cerita Sejarah Buju' Batu Ampar diambil dari LontarMadura.com, postingan asli oleh TreTans.com yang berubah menjadi PulauMadura.com)

VIDEO EKSPEDISI TIM LABANG BHUTA MENELITI

MAKAM SAYYID HUSEIN ASSEGAF - DS. BANYUSANGKA




Wisata Religi - Perahu Sarimuna Peninggalan Syaichona Moh Cholil

$
0
0
Setelah sebelumnya mengunjungi Pasarean Makam Zimat - Sayyid Husein Assegaf di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. Perjalanan Tim Labang Bhuta bersama beberapa perangkat desa setempat melanjutkan perjalanan menuju Perahu Sarimuna peninggalan Syaichona Moh Cholil yang berada di Desa Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan.

Jarak antara Makam Sayyid Husein Assegaf dengan Perahu Sarimuna sekitar 5 Kilometer yang bisa dilalui oleh motor maupun mobil. Ketika sampai dilokasi, keberadaan Perahu Sarimuna cukup terawat dengan beberapa lapisan cat yang masih terbilang baru serta dibuatkan semacam rumah untuk melindungi Perahu Sarimuna tersebut.

Didalam Perahu terdapat ruangan untuk berlindung bagi para penumpangnya dan sekarang ruangan tersebut digunakan sebagai musholla kecil untuk Sholat maupun Mengaji bagi masyarakat sekitar maupun para wisatawan yang ingin merasakan sensasi beribadah didalam Perahu Sarimuna peninggalan Guru Besar Syaichona Moh Cholil dari Bangkalan ini.

Perahu Sarimuna Syaichona Moh Cholil

Sejarah Perahu Sarimuna Peninggalan Syaichona Moh Cholil bin Abdul Latief


Perahu Sarimuna peninggalan Syaichona Moh Cholil ini dibuat sekitar abad ke-18 dan hingga sekarang perahu tersebut diperkirakan telah mencapai usia 125 tahun. Sebelum seperti sekarang, perahu ini dulunya lebih kecil kemudian dilakukan renovasi pada tahun 1951 dan pada tahun tersebut perahu masih digunakan oleh masyarakat sekitar. Dan pada Tahun 1982 Perahu Sarimuna tidak lagi digunakan untuk berlayar dilaut dan warga-pun berinisiatif untuk menaikkannya ke daratan.

Pada tulisan kertas yang berjudul "Golekan Sarimuna Perahu Tradisional Tanjung Bumi Peninggalan Syaichona Kholil" dijelaskan bahwa pembuat perahu tersebut adalah Molin yang merupakan warga Desa Telaga Biru kemudian dia diminta Syaichona Moh Cholil untuk membuat perahu tersebut.

Baca juga:Kisah Kyai Kholil, Bangkalan: Santrinya Jadi Tokoh Penting

Foto Perahu Sarimuna peninggalan Syaichona Moh Kholil

Namun pada saat itu, Molin tidak langsung menyanggupi permintaan Syaichona Moh Cholil karna beliau menderita penyakit kulit serta gatal-gatal diseluruh tubuhnya. Kemudian Ulama Besar Madura tersebut menawarkan diri untuk mengobati penyakit yang menimpa Molin dan Molin sanggup untuk membuatkan perahu dengan syarat dirinya sembuh dari penyakit yang menimpanya.

Pembuatan perahu ini berbeda dari biasanya, Menurut Mohammad Juhri, penulis rangkuman cerita rakyat Perahu Sarimuna, yang biasanya proses pembuatan perahu bisa selesai 5 hingga 7 bulan berbeda dengan Perahu Sarimuna buatan Molin, Dia hanya membutuhkan waktu 40 hari untuk menyelesaikan pembuatan perahu tersebut.

Bagian Dalam Perahu Sarimuna Syechona Moh Kholil Bangkalan

Dan Perahu itu digunakan oleh Syaichona Moh Cholil untuk menyebarkan agama ke sejumlah daerah di nusantara. Untuk mengabadikan Perahu tersebut, Nama "Sarimuna" juga dipakai sebagai nama Pelabuhan di desa setempat. (Sumber:Radar Madura)


VIDEO YOUTUBE WISATA RELIGI MADURA - PERAHU SARIMUNA SYAICHONA CHOLIL



Obyek Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep

$
0
0

Madura selain terkenal dengan Kerapan Sapi juga kaya akan wisata religi maupun wisata alam. Dari ujung barat yakni Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan hingga ke ujung timur yakni Kabupaten Sumenep mempunyai eksotisme wisata tersendiri.

Kalau bicara destinasi wisata bahari di Sumenep, maka pikiran sebagian besar orang akan langsung tertuju ke pantai Lombang. Ya, pantai ini rasa-rasanya adalah yang paling terkenal di antara pantai-pantai lainnya di Sumenep. Dan sejauh ini adalah yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun asing.

Jika kita menyebut pantai Lombang, maka mula-mula yang terbersit dalam kepala adalah Pohon Cemara Udang. Pantai ini memang terkenal dengan hamparan cemara udangnya yang menghiasi hampir keseluruhan tepi pantai. Tidak banyak pantai dengan karakter demikian, sehingga pantai Lombang memiliki ciri khas tersendiri.

Ihwal hikayat atau sejarah keberadaan cemara udang tersebut, konon ia berasal dari Tiongkok. Cemara udang termasuk tanaman yang langka. Banyak orang menyebut tanaman ini hanya tumbuh di Tiongkok dan Indonesia. Keberadaannya di Sumenep karena ekspedisi yang dilakukan oleh Jenderal The Ho (Sampo Thai Kam) ke nusantara pada abad ke 15.

Tinggi pohon cemara udang sekitar 4 meteran. Bentuknya tidak lurus ke atas alias membungkuk seperti udang. Karena itulah jenis pohon cemara ini disebut cemara udang.

Kopdar SKIn di Pantai Lombang Sumenep Madura
Kopdar Komunitas Jeep di Pantai Lombang

Letak Lokasi Wisata Pantai Lombang Sumenep

 

Secara administratif, pantai Lombang merupakan bagian dari Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Dari pusat kota Sumenep jaraknya sekitar 27,8 Km ke arah timur laut. Perjalanan sekitar satu jam-an. Jika ditempuh dari Suramadu, jaraknya sekitar 182 Km. Sekitar 4-5 jam perjalanan dengan mobil pribadi.

Klik untuk menuju Lokasi Pantai Lombang via GPS Google Maps


Destinasi Wisata yang Ditawarkan di Pantai Lombang

 

Berbeda dengan Wisata Pantai Slopeng, Pantai Lombang memiliki lanskap yang bagus. Bagi penyuka fotografi, ini merupakan satu keunikan tersendiri. Bibir pantai yang ditumbuhi cemara udang membuat pantai ini terlihat eksotis. Selain itu, pasir halus berwarna putih yang terhampar juga menambah kecantikan pantai ini.

Cemara udang yang rimbun sangat cocok dengan karkater suhu yang panas di tepi pantai. TreTan bisa berteduh di bawahnya sambil menikmati keindahan pantai saat matahari sudah berada di atas kepala. Di bawah rimbun cemara tersebut juga sudah dibangun gazebo dan kursi permanen yang bisa diduduki untuk bersantai. Bisa juga TreTan membawa alas sendiri dari rumah, terutama jika berwisata bersama keluarga besar.

Jika matahari sedang tidak terik, kegiatan yang cukup menarik dilakukan adalah mandi di laut dan bermain pasir di pantai. Sebagian besar waisatawan melakukan itu karena di pantai Lombang airnya jernih dan pantainya berpasir halus, sehingga tidak perlu takut kena karang.



Destinasi Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep (lulusandika.blogspot.com)

Wisatawan juga bisa menikmati destinasi laut dengan menyewa perahu yang disediakan oleh para nelayan setempat. TreTan akan melihat pemandangan indah cemara udang dari permukaan laut. Juga, selfie dari atas perahu dengan backgraound jejeran cemara udang.

Jika tidak tertarik bermain air, TreTan bisa menikmati wisata menunggang kuda. Di situ ada beberapa warga yang menyediakan jasa tunggangan kuda. Dengan membayar tarif tertentu, TreTan sudah bisa menikmati sensasi menunggang kuda ala prajurit zaman kuno.

Oya, bagi TreTan yang menggemari tanaman bonsai, tak salah kiranya jika menyiapkan duit yang banyak untuk berburu bonsai-bonsai cantik di sekitar pantai Lombang. Warga daerah tersebut banyak yang merawat cemara udang menjadi bonsai dan dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke sana. Harganya variatif, mulai yang nilainya ratusan hingga jutaan.


Tips Berwisata ke Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep

 

Beberapa tips yang bisa kami bagikan kepada TreTan jika ingin berkunjung ke Pantai Lombang adalah sebagai berikut:

1. Siapkan peralatan wisata ke pantai, semisal sunblock, alat perekam, dan kebutuhan lainnya. Sunblock dibuthkan untuk melindungi kulit TreTan dari cahaya matahari.

2. Bagi wisatawan luar Madura, sebaiknya menyewa kendaraan khusus. Selain lebih praktis, angkutan umum ke pantai Lombang belum banyak. Jika tidak membawa kendaraan dari rumah, TreTan bisa menyewa di Sumenep Kota. Di situ sudah banyak jasa rental mobil.

3. Jika mau bermalam di pantai, sebaiknya bawa tenda dari rumah. Di situ belum ada penginapan yang dikomersialkan seara umum. Memang tersedia rumah-rumah dari kayu di sekitar pantai, tapi itu biasanya diperuntukkan bagi wisatawan eksklusif atau wisatawan untuk program pemerintah daerah.

4. Jangan khawatir kelaparan. Di situ sudah banyak orang berjualan. Tinggal bawa banyak duit.

5. Bagi TreTan yang baru selesai mandi di laut, di situ sudah disediakan kamar mandi dengan air tawar. Dengan uang Rp. 2.000, TreTan sudah bisa mandi dengan nyaman.

6. Jangan lupa, untuk masuk ke kawasan pantai Lombang, TreTan diharuskan membayar karcis masuk sebesar Rp. 5.000,-.

Mengunjungi Sisa Peninggalan Syaichona Moh Cholil Desa Telaga Biru

$
0
0

Peninggalan Syaichona Moh Cholil bin Abdul Latief di Desa Telaga Biru


Banyak orang mengenal sosok besar seperti Syaichona Moh Cholil melalui sejarah hidup beliau dalam mengajarkan Agama Islam kepada banyak orang serta merupakan salah satu Tokoh yang tidak bisa terlepas dari berdirinya salah satu organisasi terbesar di Indonesia yakni Nahdatul Ulama.

Beliau disejajarkan dengan 9 Wali yakni Wali Songo dan konon kabarnya tidak lengkap mengunjungi 9 Wali jika tidak datang ke Pesarean Syaichona Moh Cholil di Desa Martajasah, Kec. Bangkalan. Wajar jika Makam Beliau tidak pernah sepi dari pengunjung yang berdatangan dari dalam maupun luar Pulau Madura.

Setelah mengunjungi Perahu Sarimuna Peninggalan Syaichona Moh Cholil, Perjalanan dilanjutkan ke bekas kediaman beliau seperti Rumah, Musholla, Gazebo dan Masjid. Jarak antara Perahu Sarimuna dan Kediaman Syaichona Moh Cholil cukup dekat sekitar 100 Meter.

Sampai disana terlihat jelas sisa-sisa bangunan seperti Musholla yang sebagian besar telah hancur termakan usia, tumbuhan-pun mulai menutupi tempat sederhana itu yang digunakan untuk Sholat maupun mengaji. begitu pula Gazebo yang mulai rusak disana sini. Hanya rumah atau tempat kediaman beliau yang terlihat masih baru karna dirawat.

Musholla Peninggalan Syaichona Moh Cholil

Gazebo Moh Cholil
Rumah Kediaman beliau sangat jarang dibuka untuk umum dan selalu terkunci dari luar, tidak semua orang diperkenankan masuk kedalam untuk lebih menjaga isi dari rumah tersebut.

Baca Juga:Makam KH Moh Kholil, Bangkalan - Madura (1)

Tim Labang Bhuta dibantu Tokoh setempat membuka pintu rumah untuk melihat isi rumah Syaichona Moh Cholil dan mengikuti saran pemegang kunci rumah agar tidak masuk kedalam, kami hanya diperbolehkan untuk melihat isi rumah tersebut dari pintu masuk.

Rumah Peninggalan Syaichona Moh Cholil
Sebelum memasuki rumah beliau, Salah satu Tokoh Masyarakat duduk bersila didepan pintu, tawassul dan bermunajat kepada Allah SWT agar dilancarkan dalam segala urusan. ini juga bagian dari Etika Kesopanan yang dijunjung tinggi sebelum memasuki rumah orang lain atau istilahnya Minta Ijin.

Setelah pintu terbuka, terlihatlah beberapa peninggalan beliau seperti tempat tidur, lemari dan sebuah kotak kayu yang konon digunakan untuk menaruh penutup kepala Syaichona Moh Cholil semasa beliau hidup.

Selesai mengabadikan keadaan didalam rumah Syaichona, perjalanan dilanjutkan ke sebelah barat yakni tepatnya Masjid yang juga peninggalan beliau. Masjid ini telah mengalami renovasi hanya dasar serta tempat pengimaman yang tidak berubah agar cerita sejarah yang tersirat tetap ada.

Masjid Peninggalan Syaichona Moh Cholil

VIDEO EKSPEDISI TIM LABANG BHUTA
MENGUNJUNGI SISA PENINGGALAN SYAICHONA MOH CHOLIL
DESA TELAGA BIRU, KEC. TANJUNG BUMI

Wisata Kuliner Khas Bangkalan Nasi Serpang

$
0
0

Nasi Serpang Bangkalan - Madura


Kali ini kuliner asli dari kota Bangkalan Madura yaitu Nasi Serpang, sekilas kalau di perhatikan kuliner yang satu ini seperti nasi campur yang sering kita temui dimana mana. Tapi mari coba kita berkenalan lebih dekat dengan salah satu kuliner yang banyak sekali di gemari oleh masyarakat Madura ini khususnya masyarakat Bangkalan.

Sebelum itu ternyata Nasi Serpang ini memiliki cerita riwayat tersendiri, Nasi Serpang ini adalah salah satu satu kuliner khas Bangkalan tepatnya berasal dari salah satu dusun di desa Sabiyan kecamatan Bangkalan kabupaten Bangkalan. Resep Nasi Serpang yang sedap ini terlahir dari tangan tangguh seorang wanita bernama Hj. Turah kemudian beliau menurunkan resep rahasia Nasi Serpang ini kepada ketujuh anak beliau yang sekarang melanjutkan usaha kuliner Nasi Serpang dan sudah tersebar di beberapa titik di kota Bangkalan, (nasiserpangasli.blogspot.com)

Nasi Serpang memiliki beberapa ciri khusus selain pada cara penyajian juga yang utama ada pada perpaduan lauk di dalamnya dan bukan hanya itu saja para penjual Nasi Serpang ini memilki cara yang cukup unik dalam menjajakan jualannya, mereka mudah di temukan di pinggiran jalan utama kota Bangkalan dengan bakul jualan yang berjejer di tambah payung besar yang melindungi.


Namun sebenarnya apa saja keistimewaan dari Nasi Serpang ini?


Nasi yang digunakan sangat pulen sekali, sangat nyaman dan lembut saat di kunyah di dalam mulut di tambah perpaduan lauknya yang pas sekali, seperti soun (mie lembut), pepes ikan cakalan, potongan telur asin yang pas sekali, kerang yang telah di bumbuhi, sambel terasi, di tambah kuah santan berisi potongan tahu lembut serta kerupuk kulit sapi yang sudah di goreng, rempeyek gurih menambah gereget di lidah dan yang paling istimewa adalah penambahan Dendeng Sapi di dalamnya sungguh perpaduan lauk yang sempurna bukan ?.

Kuliner Nasi Serpang Khas Bangkalan - Madura - Jawa Timur
Kuliner Nasi Serpang Bangkalan

Untuk urusan harga Nasi Serpang yang di sajikan dengan daun pisang ini biasa di bandrol dengan harga Rp. 15.000 saja, tertarik untuk mencoba ? untuk bisa mencoba kuliner yang satu ini anda harus rela bangun pagi dan mengantri untuk membelinya.

Baca Juga:Pumara - Pusat Makanan Rakyat di Kota Bangkalan

Biasanya para penjual Nasi Serpang ini membuka dagangan mereka mulai pukul 06.00 pagi sampai semua dagangan habis terjual. Belum lagi para penjual siap menggelar dagangan mereka para pecinta Nasi Serpang sudah berjejer mengantri, jadi anda jangan kaget ya bila nanti berencana membeli Nasi Serpang antriannya sudah panjang.

Bagi anda semua yang sudah penasaran dan tidak sabar untuk bisa membeli Nasi Serpang ini khususnya yang bertempat tinggal di luar kota Bangkalan kami sudah sediakan beberapa informasi tentang lokasi para penjual Nasi Serpang ini dan seperti yang sudah kami bahas di awal tadi bahwa para penjual Nasi Serpang ini biasa di temukan di sepanjang jalanan kota Bangkalan.

Dibawah ini merupakan beberapa tempat yang menjual Kuliner Nasi Serpang Khas Bangkalan, Silahkan datang, pesan dan nikmati rasa yang beda dari tempat lainnya di Indonesia.

1. Di depan toko Gas Elpij.
2. Di depan dealer motor Honda Surya Agung.
3. Di depan Toko emas Peni, kawasan pecinan.
4. Di depan Toko Kencana tepatnya arah menuju kelurahan Bancaran.
5. Di depan gedung Aula PKPN.

VIDEO LIPUTAN NASI SERPANG KHAS BANGKALAN




Nikmatnya Kuliner Nasi Bebek Sinjay Ketengan - Bangkalan

$
0
0
Jenis kuliner yang satu ini sepertinya sudah tidak asing di dengar lagi, salah satu kuliner yang terkenal akan tinggi kolesterol namun gurih tiada duanya ini pasti akan mudah sekali anda jumpai di berbagai daerah apalagi kalau bukan kuliner Bebek Goreng. Sebagai salah satu destinasi wisata kuliner, Pulau Madura khususnya kota Bangkalan memiliki satu tempat kuliner Bebek Goreng khas sambel pencit yang sudah terkenal sekali akan rasa sempurnanya yaitu, Bebek Goreng Sinjay.

Mengapa kami mengatakan Bebek Goreng Sinjay memiliki rasa yang sempurna ? sudah terbukti sangat jelas dengan antusias para pembeli yang rela mengantri panjang juga berjam jam untuk bisa menikmati Bebek Sinjay ini. Tidak hanya dari dalam kota Bangkalan ataupun pulau Madura saja, para penikmat dan pembeli Bebek Goreng Sinjay banyak berasal hampir seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke.


Warung makan yang beralamatkan di Jalan Raya Ketengan No. 45 Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan ini memang terkenal sekali dengan tampilannya yang sederhana namun rasa yang sempurna, dijamin mampu membuat anda datang kembali untuk menikmatinya.

Sepiring Bebek Sinjay ini terdiri dari nasi putih pulen, potongan mentimun, daun kemangi yang menambah aroma segar saat di santap, sambel pencit yang pedasnya menggigit di lidah, dan yang paling akan membuat penasaran lidah anda adalah daging bebek yang menyerap bumbu yang telah di olah sempurna, setiap serat daging bebek di dalamnya akan anda rasakan perpaduan bumbu yang gurih, lezat dan tidak akan pernah bisa anda rasakan di tempat kuliner bebek goreng lainnya di daerah manapun.


Untuk satu porsi rasa sempurna ini biasa di bandrol dengan harga Rp. 18.000 saja, tidak mahal bukan ?. Tempat kuliner Bebek Goreng Sinjay buka setiap hari dari pukul 06.00 pagi sampai bahan utama habis karena membludaknya para pembeli setiap harinya, jadi wajar saja apabila pemilik tempat kuliner Bebek Goreng Sinjay ini kewalahan dan tidak selalu bisa memastikan waktu tutupnya.

Bebek Sinjay Ketengan ini telah membuka beberapa cabang di luar kota selain di kota Bangkalan, tujuannya supaya bisa memudahkan para pecinta kuliner bebek goreng dari luar pulau Madura menikmati dan tidak perlu pergi jauh – jauh datang ke pulau Madura lagi.

Cabang Kuliner Spesial Nasi Bebek Sinjay

  1. Mall Kaza City Surabaya (Kapas Krampung)
  2. Jl. Raya Tidar No. 1 Surabaya
  3. Ruko Grand Ahmad Yani Surabaya
  4. Jl. Ahmad Yani 151 Blok K
  5. Jl. Perusahaan No. 16 Karanglo Malang
  6. Jl. Palagan Pandaan Pasuruan

Dengan telah hadirnya beberapa cabang di beberapa kota di luar Pulau Madura ini menandakan bahwa rasa sempurna dari Bebek Goreng Sinjay ini memang benar adanya. Anda tertarik untuk mencobanya? silahkan datang berkunjung dan membuktikannya secara langsung, jangan kaget akan rasa daging bebek goreng yang mengejutkan lidah anda nantinya.

Bangkalan Plaza Surga Belanja Masyarakat Bangkalan

$
0
0
Mall besar sepertinya menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian besar orang, memiliki magnet kuat untuk selalu ingin dikunjungi. Hadirnya mall – mall di kota besar nampaknya sudah tidak mengherankan lagi. Namun, bagaimana jika destinasi wisata serta tempat memenuhi kebutuhan berkelas modern itu hadir di sebuah kabupaten kecil ?. Pulau Madura khusunya kabupaten Bangkalan adalah salah satunya.

Memiliki letak paling strategis sekaligus sebagai gerbang utama Pulau Madura menempatkan kabupaten Bangkalan sebagai kabupaten paling mudah di jangkau. Memasuki era globalisasi mau tak mau memaksa pulau Madura khususnya kabupaten Bangkalan turut campur mengikuti. Setelah di bangun akses jembatan Suramadu tahun 2009 lalu, rupanya berdampak sangat signifikan terhadap nilai strategis dan perkembangan investasi juga perdangan di kabupaten Bangkalan.

Terletak di sebelah utara persis kota Surabaya membuat kabupaten Bangkalan menjadi area pembangunan kota metropolitan. Atmosfer kota metropolitan mulai bisa kita rasakan di sini setelah Bangkalan Plasa resmi berdiri di tengah kota Bangkalan. Bangkalan Plaza merupakan salah satu tempat wisata sekaligus investasi di kota Bangkalan. Mall yang memiliki tiga lantai ini meskipun terbilang baru akan tetapi cukup mampu menarik minat masyarakat Bangkalan juga mereka yang dari luar kota untuk datang berkunjung.


Sejak resmi dibuka pada 10 Mei 2012 lalu Bangkalan plaza menarik para investor untuk datang salah satunya PT. Matahari Putra Prima, Tbk melakukan ekspansi bisnisnya melalui Matahari Food Business yang merupakan unit usaha MPP yang mengelola Hypermart, Foodmart dan Boston Health Center dengan meresmikan gerai Hypermart di Bangkalan Plaza Madura. Hypermart hadir untuk memanjakan masyarakat Bangkalan yang gemar berbelanja khususnya berbelanja kebutuhan sehari – hari.

Mokko Factory salah satu tempat yang menjadi daya tarik di Bangkalan Plaza juga hadir menambah atmosfer metropolitan di dalam mall yang terbilang masih baru dan hanya ada satu-satunya di kota Bangkalan. Mokko Factory nampaknya lihai menarik para pengunjung mall dengan desain tempat nongkrong yang asyik untuk anak muda serta menu donut dan kopi yang menggugah selera. Tak ketinggalan pula fasilitas – fasilitas lain yang sengaja di sediakan demi menambah kenyamanan pengunjung sehingga tak kalah dengan factory – factory di mall kota besar lainnya.

Hypermart dan Mokko Factory ini terletak di lantai dasar mall di sekitarnya juga terdapat gerai makanan kecil, toilet, beberapa butik dan rupanya gerai Optik terkenal seperti Melawai turut serta menambah atmosfer metropolitan dalam Bangkalan Plaza.

Menuju lantai dua mall kita akan langsung di suguhi lagi surga belanja Matahari Department Store yang menyediakan berbagai produk fashion untuk wanita maupun pria, anak-anak dan dewasa, pilihan aksesoris, peralatan kosmetik, peralatan rumah tangga, ragam koleksi sepatu dan tas. Salah satu department store terkemuka di negeri ini kembali membuka jaringannya di Bangkalan Plaza menawarkan suasana belanja yang berbeda, dengan pencahayaan yang ekslusif dan area belanja tidak kurang dari 4.000 m2. Gerai pakaian ini diisi dengan beragam merek produk ternama yang dapat menjadi pilihan bagi para pengunjung mall.

Untuk lantai tiga Bangkalan Plaza menjadi tempat khusus Food Court dan area bermain bagi anak – anak. Lantai tiga ini sepertinya menjadi salah satu lantai favorit bagai para pengunjung mall khususnya pada akhir pekan atau waktu liburan sekolah. Sengaja di rancang khusus bagi keluarga untuk bisa menghabiskan waktu bersama dengan bermain dan menikmati berbagai macam makanan serta minuman yang ada di Food Court Bangkalan Plaza.

Berdirinya Bangkalan Plaza di kabupaten Bangkalan ini menambah daftar destinasi wisata modern di pulau Madura. Tak hanya itu saja dengan berdirinya mall yang menjadi kebanggan masyarakat Bangkalan ini menjadi bukti tersendiri akan peran serta kabupaten Bangkalan juga pulau Madura dalam peran serta mengikuti era globalisasi.

Bagaimana, anda sudah memutuskan untuk datang menikmati Wisata Pulau Madura yang semakin lengkap ini ?. Jangan lupa untuk sempatkan waktu berkunjung ke Bangkalan Plaza juga, alamat di Ring Road atau Jalan Halim Perdana Kusuma, sebelah timur Pasar Baru Ki Lemah Duwur Bangkalan.

Obyek Wisata Gua Blaban di Kec. Batumarmar - Pamekasan

$
0
0

Gua Blaban Pamekasan


Masih terdengar cukup segar ditelinga tentang ditemukannya sebuah gua yang berada di desa Blaban, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan oleh masyarakat setempat saat menggali sebuah sumur dan ternyata disitu terdapat sebuah Gua yang cukup lebar sehingga membuat penasaran masyarakat sekitar maupun luar kabupaten pamekasan untuk datang melihat secara langsung hasil dari proses alam gua blaban.

Bahkan rumor beredar jika dalam gua tersebut terdapat batu akik, padahal kenyataannya ketika Tim Pulau Madura berkunjung kesana tidak dijumpai ada bongkahan batu akik yang dimaksud oleh masyarakat atau mungkin bentukan proses air yakni stalaktit dan stalagmit disebut-sebut sebagai bongkahan batu akik.

Didalam Gua terdapat banyak stalaktit dan stalagmit berwarna putih serta berkilau saat sebuah sinar diarahkan ke batuan tersebut. Tentu butuh bertahun-tahun bahkan ratusan tahun untuk agar terbentuk sebuah stalaktit dan stalagmit sehingga bisa menjadi besar seperti sekarang.

Berikut penjelasan mengenai Stalaktit dan Stalagmit:
Stalaktit (bahasa Yunani: σταλάσσω, stalasso, artinya "yang menetes") adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes (bahasa Inggris: dripstone).

Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral. Batu kapur adalah batuan kalsium karbonat, yang dilarutkan oleh air yang mengandung karbon dioksida, sehingga membentuk larutan kalsium bikarbonat.Wikipedia Stalaktit

Stalagmit adalah pembentukan gua secara vertikal (tumbuh dari bawah ke atas).[1] Stalagmit terbentuk dari kumpulan kalsit yang berasal dari air yang menetes.[2] Stalagmit ditemukan di lantai gua, biasanya langsung ditemukan di bawah stalaktit.[1] Mineral yang dominan dalam pembentukan stalagmit adalah kalsit (kalsium karbonat).[3] Mineral lainnya meliputi karbonat lain, opal, kalsedon, limonit dan beberapa sulfida.[3] Wikipedia Stalagmit

Untuk memasuki Obyek Wisata Gua Blaban, TreTan diharuskan merogoh uang sebesar Rp. 20.000 sebagai karcis masuk. Kemudian menuju sebuah sumur yang terdapat tangga besi melingkar hingga mencapai dasar gua dengan jarak sekitar 4 meter.


Didalam gua, udara terasa cukup pengap dikarnakan kurangnya ventilasi untuk keluar masuk oksigen serta suhu didalam gua yang cukup hangat. Semua akan terbayar ketika melihat cantiknya bebatuan stalaktit dan stalagmit yang terdapat didalam Gua.

Disitu terdapat penjaga gua yang siap memberikan info mengenai seputar keberadaan dari awal ditemukan hingga seperti sekarang yang dijadikan obyek wisata untuk masyarakat lokal maupun luar pamekasan.

VIDEO OBYEK WISATA GUA BLABAN, DESA BLABAN, KEC. BATU MARMAR
KABUPATEN PAMEKASAN

Stadion Gelora Bangkalan - Sejarah dan Fasilitas didalamnya

$
0
0

Selayang Pandang Stadion Gelora Bangkalan


Adanya masjid agung dan alun alun yang sudah menjadi icon kebanggaan pada setiap kabupaten. Begitu juga dengan adanya sebuah stadion, tak terkecuali dengan kabupaten Bangkalan. Stadion yang terletak tepat di tengah kota jalan Soekarno Hatta ini biasa di sebut SGB atau Stadion Gelora Bangkalan.

Dulunya Stadion Gelora Bangkalan ini tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah kabupaten Bangkalan bahkan terlihat kotor serta tak terawat sebagaimana mestinya. Namun, sejak berkembangnya dunia sepak bola di Indonesia serta prestasi yang telah semakin banyak di cetak oleh bintang sepak bola dari Madura membuat pemerintah kabupaten Bangkalan bergerak untuk merenovasi besar – besar stadion Gelora Bangkalan ini.

Foto Plat Nama Stadion Gelora Bangkalan
Selain itu ternyata kabupaten Bangkalan di percaya menjadi salah satu tuan rumah untuk ASIAN Game 2019 nanti. Letaknya yang sangat strategis karena berdekatan dengan taman rekreasi kota atau TRK dan memiliki jarak sekitar dua km saja dari Bangkalan plaza. Membuat para wisatawan dari luar kabupaten Bangkalan tidak lagi akan mengalami kesulitan untuk bisa menemukannya.

Stadion kebanggaan masyarakat Bangkalan ini resmi di buka pada tanggal 18 November 2012 oleh bupati RKH. Fuad Amin Imron. Stadion milik pemerintah kabupaten Bangkalan ini memiliki kapasitas tempat duduk penoton sebanyak 25.000. Selain itu stadion Gelora Bangkalan menjadi salah satu stadion dengan kualitas rumput terbaik di Indonesia. Mengalahkan kualitas rumput lapangan sekelas stadion Gelora Bung Karno di Jakarta.

Beberapa waktu yang lalui pihak pengelola stadion memasang lampu LED yang semakin menambah sensasi mewah seperti sedang menonton liga pertandingan sepak bola di luar negeri. Dengan tampilan dan fasilitas mewah yang di miliki SGB ini rupanya menjadi perhatian serta perbincangan yang rame di kalangan pemerhati sepak bola.

Siapa yang tidak merasa berdecak kagum ketika pertama kali melihat stadion tempat Persepam Madura United dan Perseba Bangkalan ini bertanding ? Fasilitas tempat duduk penonton VVIP, toilet tribun yang bersih dan dua buah tribun yang luas. Dua buah tribun yang luas ini sementara berada di sisi sebelah selatan dan utara sambil menunggu proses pembangunan juga renovasi tribun untuk sebelah barat juga timur. Sehingga stadion Gelora Bangkalan semakin mampu untuk menampung lebih banyak penonton lagi, jika sebelumnya hanya mampu menampung 25.000 penonton.

Satu hal yang menjadi keunikan tersendiri dari SGB ini adalah pemilihan desain warna cat yang sungguh sangat berani karena berwarna warni. Nampaknya hal itu memang sengaja di lakukan demi membuat orang – orang yang datang mengunjungi SGB semakin bersemangat lagi khususnya bila sedang di adakan pertandingan liga sepak bola.

Belum lagi bila berkunjung ke stadion Gelora Bangkalan ini anda tidak perlu lagi bingung mencari tempat penjual makanan dan minuman karena di luar stadion tepatnya di sebelah selatan telah terdapat sebuah pusat makanan rakyat atau yang akrab di sebut Pumara (Pusat Makanan Rakyat) oleh masyarakat setempat. Di Pumara sudah sangat lengkat tersedia berbagai jenis makanan juga minuman, bahkan sekedar jajanan untuk mengganjal perut.

Bagi anda yang lebih suka duduk lesehan bersama teman – teman, ada banyak warung lesehan yang berjejer rapi di sekitar depan halaman stadion. Begitu juga dengan ATM tidak mau ketinggalan, persis di seberang stadion ada ATM Bank Mandiri dan ATM Bank BRI yang siap selama 24 jam memudahkan anda apabila sedang kehabisan uang.

Topak Ladeh Kuliner Khas Pasca Idul Fitri Orang Madura

$
0
0
Hari Raya Ketupat atau yang dalam bahasa Madura di kenal dengan istilah Tellasen Topak merupakan salah satu tradisi turun temurun yang selalu di adakan setiap tahunnya. Tellasen Topak jatuh pada hari ke tujuh pasca hari raya Idhul Fitri, setelah selama enam hari berpuasa di bulan Syawal.


Saat Tellasen Topak tiba masyarakat Madura khususnya warga Bangkalan memiliki cara sendiri dalam merayakannya. Tidak jauh berbeda dengan masyarakat lainnya yang bersemangat merangkai daun Janur untuk di jadikan bungkus ketupat yang kemudian di isi beras lalu di kukus sampai menjadi ketupat, di hari Tellasen Topak ini warga Bangkalan pun juga.

Selain membuat ketupat, belum lengkap rasanya bila tidak menyajikan masakan pendamping yang cocok untuk di makan bersama ketupat di saat lebaran. Namun, ada yang berbeda bila di perhatikan dari daftar menu Tellasen Topa’ di Bangkalan yakni adanya makanan khas yang bernama Topa’ Ladeh atau dalam bahasa Indonesia di sebut Ketupat Ladeh.

Topak Ladeh merupakan makanan khas yang berasal dari Bangkalan. Bisa di bilang Topa’ Ladeh menjadi icon utama yang harus ada di setiap Tellasen Topa’, bila tidak ada Topa’ Ladeh rasanya lebaran terasa kurang dan tidak sempurna.

Topak Ladeh merupakan jenis makanan berkuah yang terdiri dari irisan daging, telur dan jeroan Sapi, bagi sebagian orang jeroan sapi bisa juga di gantikan dengan daging ayam. Selain itu, di dalam Topa’ Ladeh terdapat potongan kacang panjang yang sengaja di ikat dengan tali janur dan potongan sayur pepaya muda yang sudah di kukus.

Tidak semua orang bisa memasak Topak Ladeh karena memang tidak mudah untuk bisa memasak makanan khas Bangkalan yang satu ini.Topa’ Ladeh sangat kaya dengan bumbu serta cara perpaduannya yang cukup sulit, mungkin karena hal itu yang menjadi alasan tidak semua bisa memasaknya.

Bumbu lengkap itu di masak hingga menghasilkan kuah Topa’ Ladeh yang berwarna merah kecoklatan. Daging sapi yang di kukus hingga matang juga empuk, untuk jeroan sapinya biasa di pilih seperti usus dan babat, semua di masak menjadi satu. Tidak lupa telur yang sudah di rebus kemudian di goreng.

Setelah semuanya lengkap, Topa’ Ladeh mulai di persiapkan dengan menata potongan ketupat di atas piring, daging empuk yang sudah matang, jeroan sapi, irisan telur goreng, sayur kacang panjang yang di ikat, irisan sayur pepaya kemudian di siram dengan kuah Topa’ Ladeh. Topa’ Ladeh biasa di sajikan dengan bubuk jagung yang halus atau bisa juga dengan sambal urap yang manis.
Viewing all 333 articles
Browse latest View live